COAL BASED STEAM POWER PLANT
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP
BATUBARA
Pengertian
Pembangkit listrik tenaga panas batubara adalah
salah satu pembangkit listrik dari berbagai macam pembangkit listrik yang ada. Pada
pembangkit ini steam / uap dihasilkan melalui pembakaran batu bara dan hasil
dari pembakaran batu bara tersebut digunakan untuk memutar turbin.
Di Indonesia sendiri PLTU bahan
bakar batubara adalah pembangkit listrik yang paling banyak digunakan,
disamping solar / diesel ( PLTD ) dan tenaga air ( PLTA ).
Mekanisme
kerja
Mekanisme kerja dari pembangkit
listrik ini dapat dibagi menjadi beberapa proses :
1. Tungku / Firebox
Hal pertama yaitu dengan melebur batubara menjadi
serbuk / tepung , hal ini guna mempermudah masuk ke dalam boiler yang melalui
pipa. Lalu serbuk tadi dicampur dengan udara panas yang dihembuskan oleh kipas,
udara panas sendiri dibuat oleh heater yang ada di dalam power plant tersebut.
Dengan tekanan tinggi, campuran udara dan serbuk
batubara tadi disemprotkan ke tungku yang berada di boiler.
2. Ketel / Boiler
Di dalam boiler, air di alirkan melalui pipa ke
boiler, lalu di dalam boiler tersebut air tersebut akan berubah menjadi uap
akibat panas hasil pembakaran campuran batu bara dan udara tadi.
Uap tersebut memiliki suhu hingga 1000º F atau 537 º
C dengan tekanan sebesar 3500 psi atau 240 bar dan kemudian dialirkan ke
turbin.
3. Turbin
Uap yang memiliki tekanan tinggi tersebut akan
mendorong pisau – pisau turbin untuk berputar. Dan poros turbin yang
dihubungkan dengan generator akan menghasilkan listrik.
4. Kondensator / Condenser
Setelah melewati turbin maka uap tersebut akan
menuju ke kondensator. Di dalam kondensator tersebut uap panas itu akan
didinginkan dan diembunkan menjadi air kembali.
Proses pendinginan ini sistemnya dengan penyerapan
panas uap ke air sebagai media pendingin. Untuk mendinginkan uap dengan suhu
tinggi tersebut dibutuhkan jumlah air yang banyak.
5. Kondensator Air Pendingin / Condenser Water Cooling
Air akan dipompa ke dalam pipa tabung yang berjalan
di sepanjang kondensator, air tersebut bertugas sebagai penyerap panas uap yang
melalui kondesator dan mengubah uap itu menjadi air. Setelah itu air dipompa kembali
ke boiler untuk diubah menjadi uap kembali.
Analisis
Penerapan PLTU Batubara di Indonesia
a. Kelebihan
1)
Stok melimpah
Stok batu bara di Indonesia yang melimpah tidak akan
menjadi masalah untuk menghidupi kerja dari pembangkit listrik tersebut.
Dikutip dari kompas.com stok batu bara Indonesia mencapai 31 milliar ton. Serta
dilihat dari laju produksi batu bara ( tahun 2009 mencapai 225 juta ton ) dengan laju penyerapan yang
sedikit ( 35% dalam negeri , 70% ekspor).
2)
Murah
Pembangunan pembangkit listrik dengan tenaga batu
bara lebih murah daripada pembangkit listrik sumber lain. Karena stok batubara
yang melimpah membuat harganya murah sehingga berdampak pada ongkos produksi.
Cocok jika diaplikasikan di Indonesia yang masih membutuhkan banyak pembangkit
energi.
3)
Relatif aman
Kegagalan dalam pembangkit listrik dengan batu bara
tidak seperti pada pembangkit dengan reaktor nuklir, yang dapat mengakibatkan
dampak yang luas dan buruk, Biasanya dampak hanya mencakup internal pembangkit
itu saja. Cocok untuk Indonesia yang termasuk kawasan rawan gempa.
4)
Tidak bergantung
kondisi alam
Pembangkit listrik tenaga uap batubara tidak seperti
pembangkit dengan energi surya ataupun angin yang bergantung pada kondisi alam.
Selama masih ada stok batubara, dapat beroperasi terus menerus.
b. Kelemahan
1)
Emisi tinggi
Bahan bakar batubara memiliki kandungan emisi yang
tinggi , hal ini menyebabkan pencemaran udara dan efek gas rumah kaca yang
memiliki efek negatif bagi lingkungan.
2)
Efisiensi rendah
Efisiensi pada pembangkit ini termasuk rendah,
berkisar antara 33-36%.
3)
Buruk untuk
jangka panjang
Jumlah batubara di alam lama kelamaan akan habis,
disamping itu batubara juga tidak dapat diperbaharui. Oleh karena itu Indonesia
perlu mengembangkan energi terbarukan, seperti panas bumi dan nuklir.